Selasa, 10 November 2015

ikhwal berdirinya muhammadiah




PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18 Nopember 1912 dengan tujuan mengembalikan ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur`an dan Hadist[1]. Oleh karena itu beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai Khatib dan para pedagang. Mula-mula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan teman dekatnya. Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar pulau Jawa. Untuk mengorganisir kegiatan tersebut maka didirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada diseluruh pelosok tanah air.
Disamping memberikan pelajaran/pengetahuannya kepada laki-laki, beliau juga memberi pelajaran kepada kaum Ibu muda dalam forum pengajian yang disebut "Sidratul Muntaha". Pada siang hari pelajaran untuk anak-anak laki-laki dan perempuan. Pada malam hari untuk anak-anak yang telah dewasa[2]. KH A Dahlan memimpin Muhammadiyah dari tahun 1912 hingga tahun 1922 dimana saat itu masih menggunakan sistem permusyawaratan rapat tahunan. Pada rapat tahun ke 11, Pemimpin Muhammadiyah dipegang oleh KH Ibrahim yang kemudian memegang Muhammadiyah hingga tahun 1934.Rapat Tahunan itu sendiri kemudian berubah menjadi Konggres Tahunan pada tahun 1926 yang di kemudian hari berubah menjadi Muktamar tiga tahunan dan seperti saat ini Menjadi Muktamar 5 tahunan[3].
1.2 Rumusan Masalah
1. apa yang melatarbelakangi berdirinya Muhammadiyah?
2. bagaimana strategi gerakan Muhammadiyah di Indonesia?
3. apa visi dan missi Muhammadiyah?


1.3  Tujuan
Unuk menelaah lebih dalam mengenai bagaimna sejarah asal muasal berdrinya mughammadiah, dan bagaimana peran gerakan Muhamadiayah di Indonesia serta mengenal lebih jauh Tokoh besar Pendiri Muhammadiyah.
PEMBAHASAN
2.1            Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah
Awal mula berdirinya muhammadiyah sebenarnya merupakan tuntutan karna kegelisahan dan keprihatinan yang mendalam terhadap model dakwah dan pola pemikiran keagamaan konvensional-tradisional pada saat itu. Secara garis besar factor yang melatarbelakangi berdirinya muhammadiah yaitu factor kondisi internal umat islam dan kondisi eksternal.
a. kondisi internal umat islam
Sekitar awal abad 1 masehi masyarakat jawa  mengalami proses akulturasi dengan budaya hindu, dan pada saat itu kejayaan kerajaan hindu pengaruhnya sangat kuat dalam mendukung proses penyebaran kebudayaan hindu di Indonesia olehkarna itu ketika islam masuk ke Indonesia  System keberagamaan umat islam diindonesia tidak bisa lepas dengan proses penyebaran agama islam di Indonesia hususnya di pulau jawa yang memiliki kepercayaan keagamaan perpaduan antara tradisi dan kepercayaan tradisional yang telah berubah menjadi adat yang agamis dengan bentuk mistik (sinkritisme).  Factor internal lainnya adalah kondisi pendidikan umat islam yang memprihatinkan. Sejarah menuliskan pendidikan islam telah tersebar luas jauh sebelum kedatangan belanda keindonesia. Pendidikan islam saat itu terpusat di pondok pesantren, masjid dan di mushalla. System pendidikan yang digunakan juga sangat klasik, tidak dikenal ujian untuk pengontrolan kemajuan pendidikan. Sementara disisi lain colonial belanda terus mengembangkan pendidikan dengan tujuan agar menjadi pegawai yang membantu colonial belanda.



b. kondisi eksternal umat islam
sikap politik dari colonial belanda terhadap umat islam adalah membatasi ruang gerak umat islam. Terlebih ketika umat islam berkenalan dengan pemikiran pan-islamisme[4]dari Jamaluddin Al-Afghani[5]. Belanda menilai pemikiran tersebut membahayakan keberadaan colonial nelanda di Indonesia.

Oleh Karena itu, Muhammadiah bertujuan untuk memperbaharui pemahaman keagamaan (ke-islaman) di sebagian besar dunia islam saat itu yang masih bersifat ortodoks (kolot) ,hadirnya muhammadiah sebagai pemurni ajaran islam untuk kembali pada Al-qur’an dan Al-hadits dan juga sebagai gerakan pembaharu yang membawa perubahan terhadap keadaan Indonesia yang saat itu masih di jajah oleh colonial belanda.

2.2             Visi misi dan profil pendiri Muhammadiah
KH.Ahmad Dahlan lahir di Kauman Yogyakarta pada tahun 1868 dan meninggal pada tanggal 1923 M. Sewaktu kecil ia diberi nama Muhammad Darwis. Ia berasal dari keluarga yang terkenal ‘alim dalam ilmu agama. Ayahnya bernama K.H. Abu Bakar, seorang imam dan khatib masjid besar Kraton Yogyakarta. ibunya bernama Siti Aminah putri K.H. Ibrahim yang pernah menjabat sebagai penghulu di Kraton Yogyakarta. Sejak kecil ahmad dahlan dididik oleh ayahnya mengenai ilmu agama seperti membaca Al-qur’an atau kitab-kitab . pada tahun 1890 dan bermukim di sana selama setahun. Merasa tidak puas dengan kunjungannya itu, pada tahun 1903 beliau berangkat kembali dan menetap di sana selama dua tahun. Selama berada di Mekkah ini ia banyak bertemu dan bermuzakarah dengan sejumlah ulama Indonesia yang bermukim disana, di antaranya Syekh Muhammad Khatib Al-Minangakabawi, Kiyai Nawawi al-Banteni, Kiyai Mas Abdullah dan Kiyai Fakih Kembang. Pada saat itu pula ia mulai berkenalan dengan ide-ide pembaharuan yang dilakukan melalui penganalisaan kitab-kitab yang dikarang oleh refomer Islam seperti Ibn Taimiyah, Ibn Qoyyim al-Jauziyah, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha dan lain sebagainya. Melalui penganalisaan kitab-kitab yang dikarang oleh ulama reformer tersebut telah membuka wawasan Dahlan tentang universalitas Islam. Ide-ide reinterpretasi Islam dengan gagasan kembali kepada Al-Qur an dan Sunnah.
Ide pembaharuan yang berhembus di Timur Tengah sangat menggelitik hatinya, apalagi bila melihat kondisi umat Islam di Indonesia yang sngat stagnan. Untuk itu, atas saran beberapa orang murid dan anggota Budi Utomo, maka Dahlan merasa perlu merealisasikan ide-ide pembaharuannya. Untuk itu, pada tanggal 18 November 1912 beliau mendirikan organisasi Muhammadiyah di Yogyakarta.
Secara etimologis nama Muhammadiyah berasal dari kata Muhammad, yaitu Nabi Muhammad saw, dan diberi tambahan ya’ nisbah dan ta’ marbutoh yaitu pengikut Nabi Muhammad saw.  KHA. Dahlan, pendiri Persyarikatan Muhammadiyah, menegaskan bahwa Muhammadiyah berarti ummat Muhammad, pengikut Nabi Muhammad saw. Dalam anggaran Muhammadiyah disebutkan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam amar makruf nahi munkar yang berakidah Islam dan bersumber pada Al Quran dan Hadits yang shahih. 
Sejak muhammadiah didirikan oleh KH.Ahmad Dahlan, Muhammadiah komitmen dengan perjuangan yang berorientasi pada visi dan missi
1. menegakkan keyakinan “tauhid” yang murni sesuai dengan Al-qur’an dan sunnah Rasul. Atau membersihkan amalan islam dari tradisi dan kepercayaan yang bersumber selain dari Al-qur’an dan Sunnah Rosul.
2. menyebarluaskan ajaran-ajaran islam yang bersumber pada Al-qur’an dan sunnah Rasul dengan system pendidikan modern.
3. mewujudkan amalan-amalan islam dalam kehidupan perorangan, keluarga dan masyarakat.
4. Reformasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern.

2.3 Muhammadiah sebagai Pembaharu
Keberagamaan umat islam yang tidak bisa lepas dari tradisi kepercayaan adat dan istiadat Melihat keadaan umat Islam yang demikian itulah mendorong gerakan muhammadiah untuk malkukan perubahan atau pembaharuan  dan didorong oleh pemahaman yang mendalam terhadap surat Ali Imron ayat 104, KHA Dahlan mendirikan organisasi Muhammadiyah sebagai organisasi pembaharu dan mengajak umat Islam untuk kembali beribadah, bertauhid dan berakhlak sesuai dengan tuntunan Al Quran dan Sunnah Rasul.Muhammadiah bertujuan untuk memperbaharui pemahaman keagamaan (ke-islaman) yang masih bersifat ortodoks (kolot) untuk itu hadirnya muhammadiah sebagai pemurni ajaran islam untuk kembali pada Al-qur’an dan Al-hadits.  Tidak hanya melakukan pembaharuan terhadap kepercayaan masyarakat saat itu tetapi juga melakukan perubahan mengenai model pendidikan di Indonesia. Strategi untuk membangun upaya dakwah KH.Ahmad Dahlan gigih membina angakatan muda untuk turut bersama-sama melaksanakan upaya dakwah tersebut, dan juga untuk melangsungkan cita-citanya membangun dan memajukan bangsa ini dengan membangkitkan kesadaran akan ketertinggalan umat islam di Indonesia. gerakan dakwah muhammadiah ialah dengan cara mendidik para calon pamongpraja,  calon guru yang diharapkan akan segera mempercepat proses tarnsformasi ide tentang muhammadiah. tidakhanya itu KH.Ahmad Dahlan juga mendirikan sekolah guru yang dikenal dengan madrasah mu’allimin dan mu’allimat, disamping itu muhammadiah juga di sebarluarkan melalui tabligh dan relasi dagang yang dimilikinya. Atas jasa-jasanya dalam membangkitkan ksedaran bangsa ini melalui pembaharuan islam dan pendidikan maka, KH Ahmad Dahlan mendapatkan gelar penghargaan sebagai pahlawan nasional dengan surat keputusan Presiden RI no.657 tahun 1961.
2.3 Gerakan Muhammadiah Mengatasi Masalah
Dengan melihat sejarah pertumbuhan dan perkembangan persyarikatan Muhammadiyah sejak kelahirannya, memperhatikan faktor-faktor yang melatarbelakangi berdirinya, aspirasi, motif, dan cita-citanya serta amal usaha dan gerakannya, nyata sekali bahwa didalammya terdapat ciri-ciri khusus yang menjadi identitas dari hakikat atau jati diri Persyarikatan Muhammadiyah. Secara jelas dapat diamati dengan mudah oleh siapapun yang secara sepintas mau memperhatikan ciri-ciri perjuangan Muhammdiyah itu adalah sebagai berikut:
1.      Muhammadiyah adalah gerakan Islam
2.      Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar
3.      Muhammadiyah adalah gerakan tajdid
Berdirinya Muhammadiyah seperti di atas jelaslah bahwa sesungguhnya kelahiran Muhammadiyah itu tidak lain karena diilhami, dimotivasi, dan disemangati oleh ajaran-ajaran Al-Qur’an karena itupula seluruh gerakannya tidak ada motif lain kecuali semata-mata untuk merealisasikan prinsip-prinsip ajaran Islam. Segala yang dilakukan Muhammadiyah, baik dalam bidang pendidikan dan pengajaran, kemasyarakatan, kerumahtanggaan, perekonomian, dan sebagainya tidak dapat dilepaskan dari usaha untuk mewujudkan dan melaksankan ajaran Islam. Tegasnya gerakan Muhammadiyah hendak berusaha untuk menampilkan wajah Islam dalam wujud yang riil, kongkret, dan nyata, yang dapat dihayati, dirasakan, dan dinikmati oleh umat sebagai rahmatan lil’alamin[6].
Persyarikatan Muhammadiyah berasal dari pendalaman KHA Dahlan terdapat ayat-ayat Alquran Alkarim, terutama sekali surat Ali Imran, Ayat:104[7]. Berdasarkan Surat Ali Imran, ayat : 104 inilah Muhammadiyah meletakkan khittah atau strategi dasar perjuangannya, yaitu dakwah (menyeru, mengajak) Islam, amar ma’ruf nahi munkar dengan masyarakat sebagai medan juangnya. Gerakan Muhammadiyah berkiprah di tengah-tengah masyarakat bangsa Indonesia dengan membangun berbagai ragam amal usaha yang benar-benar dapat menyentuh hajat orang banyak seperti berbagai ragam lembaga pendidikan sejak taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, membangun sekian banyak rumah sakit, panti-panti asuhan dan sebagainya. Semua amal usaha Muhammadiyah seperti itu tidak lain merupakan suatu manifestasi dakwah islamiyah. Semua amal usaha diadakan dengan niat dan tujuan tunggal, yaitu untuk dijadikan sarana dan wahana dakwah Islamiyah.Persyarikatan Muhammadiyah adalah sebagai Gerakan Tajdid atau Gerakan Reformasi yaitu Muhammadiyah sejak semula menempatkan diri sebagai salah satu organisasi yang berkhidmat menyebarluaskan ajaran Agama Islam sebagaimana yang tercantum dalam Alquran dan Assunah, sekaligus memebersihkan berbagai amalan umat yang terang-trangan menyimpang dari ajaran Islam, baik berupa khurafat, syirik, maupun bid’ah lewat gerakan dakwah. Muhammadiyah sebagai salah satu mata rantai dari gerakan tajdid yang diawali oleh ulama besar Ibnu Taimiyah sudah barang tentu ada kesamaaan nafas, yaitu memerangi secara total berbagai penyimpangan ajaran Islam seperti syirik, khurafat, bid’ah dan tajdid, sbab semua itu merupakan benalu yang dapat merusak akidah dan ibadah seseorang.Sifat Tajdid yang dikenakan pada gerakan Muhammadiyah sebenarnya tidak hanya sebatas pengertian upaya memurnikan ajaran Islam dari berbagai kotoran yang menempel pada tubuhnya, melainkan juga termasuk upaya Muhammadiyah melakukan berbagai pembaharuan cara-cara pelaksanaan Islam dalam kehidupan bermasyarakat, semacam memperbaharui cara penyelenggaraan pendidikan, cara penyantunan terhadap fakir miskin dan anak yatim, cara pengelolaan zakat fitrah dan zakat harta benda, cara pengelolaan rumah sakit, pelaksanaan sholat Id dan pelaksanaan kurban dan sebagainya[8].Untuk membedakan antara keduanya maka tajdid dalam pengertian pemurnian dapat disebut purifikasi (purification) dan tajdid dalam pembaharuan dapat disebut reformasi (reformation). Dalam hubungan dengan salah satu ciri Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid, maka Muhammadiyah dapat dinyatakan sebagai Gerakan Purifikasi dan Gerakan Reformasi[9].



III.PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18 Nopember 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis, kemudian dikenal dengan K.H.AAhmad Dahlan. Muhammadiyah Darwisy (Nama Kecil Kyai Haji Dahlan) dilahirkan dari kedua orang tuanya, di kauman Yogyakarta pada tahun 1868, KHA. Dahlan adalah anak ke empat dari tujuh bersaudara. Ayahnya adalah KH.Abubakar yang menjabat Imam dan Khotib di Masjid Besar Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, sedangkan ibunya Siti Aminah adalah putri KH.Ibrahim yang pernah menjabat penghulu Kraton Yogyakarta. Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat sejarah berdirinya serta pertumbuhan dan perkembangan persyarikatan Muhammadiyah sejak kelahirannya, memperhatikan faktor-faktor yang melatarbelakangi berdirinya, aspirasi, motif, dan cita-citanya serta amal usaha dan gerakannya, nyata sekali bahwa didalammya terdapat ciri-ciri khusus yang menjadi identitas dari hakikat atau jati diri Persyarikatan Muhammadiyah. Secara jelas dapat diamati dengan mudah oleh siapapun yang secara sepintas mau memperhatikan ciri-ciri perjuangan Muhammdiyah itu adalah sebagai berikut:
1.      Muhammadiyah adalah gerakan Islam
2.      Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar
3.      Muhammadiyah adalah gerakan tajdid
Berdirinya Muhammadiyah seperti di atas jelaslah bahwa sesungguhnya kelahiran Muhammadiyah itu tidak lain karena diilhami, dimotivasi, dan disemangati oleh ajaran-ajaran Al-Qur’an karena itupula seluruh gerakannya tidak ada motif lain kecuali semata-mata untuk merealisasikan prinsip-prinsip ajaran Islam. Segala yang dilakukan Muhammadiyah, baik dalam bidang pendidikan dan pengajaran, kemasyarakatan, kerumahtanggaan, perekonomian, dan sebagainya tidak dapat dilepaskan dari usaha untuk mewujudkan dan melaksankan ajaran Islam. Persyarikatan Muhammadiyah adalah sebagai Gerakan Tajdid atau Gerakan Reformasi yaitu Muhammadiyah sejak semula menempatkan diri sebagai salah satu organisasi yang berkhidmat menyebarluaskan ajaran Agama Islam sebagaimana yang tercantum dalam Alquran dan Assunah, sekaligus memebersihkan berbagai amalan umat yang terang-trangan menyimpang dari ajaran Islam, baik berupa khurafat, syirik, maupun bid’ah lewat gerakan dakwah.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun dan Penerbitan Profil Muhammadiyah . 2000. Profil Muhammadiyah. Yogyakarta.  Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Tim Pembina Al-islam dan Kemuhammadiyahan UMM. 1990. Sejarah Pemikiran dan amal usaha. Malang. Pusat Dokumentasi dan Publikasi UMM.
Amien,Saiful. 2015. AIK 3. Malang. UMM Press.
Khozin. 2005. Menggugat Pendidikan Muhammadiyah. Malang. UMM Press.


[1]Khozin, 2005 : 11-12
[2]Tim Pembina AIK, 1990 : 44-45
[3]Tim Pembina AIK, 1990 : 46-48
[4]pan-islamisme : paham politik yang lahir pada saat Perang Dunia II (April 1936). gerakan memperjuangkan untuk mempersatukan umat Islam di bawah satu negara Islam.
[5]Jamaluddin Al-Afghani: salah satu pencetus Pan Islamisme,digambarkan sebagai pribadi yang "lebih memperjuangkan kaum muslim terhadap dominasi politik Barat dibandingkan masalah teologi.
[6]Kyai Syuja’, 2009 : 75-82
[7] Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang meeyru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mukar. Merekalah orang-orang yang beruntung
[8]Kyai Syuja’, 2009 : 89-115
[9]Tim Pembina AIK, 1990 : 35-38

Tidak ada komentar:

Posting Komentar