Jumat, 16 September 2016

DINAMIKA POLITIK LOKAL

Nama : Ra lutfiyatunnada
Nim :201310050311145
KERJASAMA ANTAR DAERAH

Terjadinya penanaman modal secara besar-besaran terhadap pembangunan pusat perbelanjaan yang modern secara perlahan telah menggusur keberadaan pasar tradisional dan memperlemah situasi ekonomi masyarakat kecil. Tidak hanya permasalahan ekonomi dan lingkungan  kemacetan juga menjadi permasalahan yang sulit di selesaikan di Banjarmasin.
           Olehkarna itu pemerintah Banjarmasin bekerjasama dengan pemerintah kota bandung untuk mengatasi masalah tersebut. kerjasama yang di lakukan oleh bandung dan banjarmasin tersebut merupakan Intergovernmental Networks digolongkan kedalam kerjasama Outreach Networks .



KERJASAMA ANTAR DAERAH

            Kerjasama antar daerah atau yang disebut juga dengan Intergovernment cooperative merupakan bentuk kolaborasi antara satu daerah dengan daerah lain dalam melakukan pembangunan. Dimana pemerintah merupakan actor utama sehingga kerjasama tersebut di wujudkan dalamm bentuk rencana kerja baik jangka menengah maupun jangka panjang. Dengan dilakukan pendekatan potensi wilayah dan permasalahnnya. 
            Kerjasama antar wilayah ini selain di dasari oleh Peraturan Kementrian Dalam  Negri No.22 Tahun 2009, juga di dasari oleh Hak otonom yang di berikan kepada daerah. Dimana otonomi sendiri dapat di artikan sebagai momen untuk memenuhi kebutuhan daerah, termasuk dalam melakukan kerjasama dengan daerah lain yang merupakan hak otonom setiap wilayah. dalam pelaksanaannya, kerjasama antar daerah juga dapat menjadi perekat social yang dapat menguatkan ketahanan nasional serta dapat mewujudkan pembangunan nasional di seluruh Indonesia. Karna setiap daerah bekerjasama untuk mendapatkan kemajuan dan mentransfer keahlian dan informasi sehingga akan meminimalisir bentuk persaingan yang mengakibatkan daerah lain mengalami ketertinggalan.
            Tentu kerjasama sepeeti ini akan akan membawa manfaat positif bagi pemerataan pembangunan Indonesia, seperti rencana kerjasama antara bandung dan Banjarmasin. dimana bandung merupakan kota pelopor yang menerapkan konsep smart city dengan pendekatan digital city di Indonesia.[1] sehingga dalam bidang pelayanan berbasis teknologi bandung dapat dikatakan lebih maju dari pada Banjarmasin sehingga kedua daerah tersebut melakukan rencana kerjasama dalam bentuk hibah aplikasi smart city yang dilakukan oleh bandung.[2]
KERJASAMA ANTARA BANDUNG DAN BANJARMASIN
            Bandung yang kini mendapatkan julukan sebagai bandung smart city menjadi percontohan bagi daerah-daerah lain di Indonesia untuk melakukan inovasi-inovasi yang sama dalam melakukan pembangunan. Salah satunya adalah Banjarmasin, Banjarmasin merupakan kota dengan sebutan sebagai kota seribu sungai yang saat ini mengalami banyak permasalahan perkotaan.seperti permasalahan ekonomi dan lingkungan. Terjadinya penanaman modal secara besar-besaran terhadap pembangunan pusat perbelanjaan yang modern secara perlahan telah menggusur keberadaan pasar tradisional dan memperlemah situasi ekonomi masyarakat kecil[3].             Tidak hanya itu aktifitas yang banyak terdapat di sepanjang aliran sungai saat ini sudah tidak dapat di temukan lagi keberadaannya. Fungsi sungai yang dulu menjadi pusat tranportasi masyarakat kini sudah tidak di perhatikan lagi oleh masyarakat sehingga sungai hanya di jadikan sebagai pembuangan limbah dan sampah oleh masyarakat.[4] Tidak hanya lingkungan dan ekonomi kemacetan juga menjadi permasalahan yang sulit di selesaikan di Banjarmasin.
            Keadaan ini tentu membutuhkan sebuah solusi untuk menghidupkan kembali pasar tradisional yang mulai hilang serta menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap lingkungan dan juga membutuhkan solusi untuk mengatasi kemacetan. Olehkarna itu pemerintah Banjarmasin bekerjasama dengan pemerintah kota bandung untuk mengatasi masalah tersebut. Dimana kotabandung menghibahkan aplikasi smart citynya untuk di oprasikan di Banjarmasin.karna kerjasama anatara banjar masin dan bangdung ini lebih menitik beratkan kerjasama berbasis teknologi.
            Salahsatu bentuk aplikasi yang ditawarkan dan dapat di terapkan di Banjarmasin  adalah update harga pasar, dimana masyarakat bisa mendapatkan info terbatu mengenai perbandingan harga bahan pokok di pasar tradisional dan modern. Tentu Penawaran harga di pasar tradisional lebih rendah, Sehingga hal ini dapat menambah daya Tarik pasar tradisional di Banjarmasin. Sehingga membangkitkan kembali keberadaan pasar tradisional.
            Contohlain adalah pemantauan lalu lintas pengawasan secara real time proyek-proyek pembangunan yang ada di kota, dan pengawasan titik-titik kemacetan yang langsung terhubung dengan Command Center. Dengan demikian pemerintah lebih mudah mengawasi aktifitas warganya tanpa harus selalu turunlangsung.
            Kerjasama antara bandung dan Banjarmasin  ini sesuai dengan yang di sampaikan oleh Robert Agranoff (2003 ) mengenai Intergovernmental Networks digolongkan kedalam kerjasama Outreach Networks merupakan kerjasama yang terdapat penyususnan program dan strategi untuk masing-masing daerah yang di adopsi dan dilaksanakan oleh daerah lain (biasanya melalui organisasi partner)[5].
            dalam kerjasama ini kota Banjarmasin mengadopsi strategi kota bandung dalam melayani masyarakatnya dan juga dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan perkotaan. Adapun organiasi partner yang dimaksud adalah Dewan smart city Bandung yang dalam kerjasama ini dewan smart city akan ditugaskan ke Banjarmasin untuk merealisasikan program smart city dengan seceparnya[6]. Agar program smart city ini dapat segera di wujudkan karna aplikasi saja tidak cukup, perlu adanya dukungan sumber daya alam yang memumpuni.
            Kerjasama ini berbeda dengan kerjasama yang biasanya banyak terjadi di daerah-daerah lain dimana biasanya kerjasama di dasarkan pada letak posisi saling menguntungkan (mutualism) sehingga kerjasama itu berlangsung terjadi secara terus menerus setiap hari. Domai (2010) menyebutkan bahwa “ kerja sama pada hakekatnya mengindifikasikan adanya dua pihak atau lebih berienteraksi secara dinamis untuk mencapai suatu tujuan bersama.[7]  Sehingga pelaksanaannya akan tercapai jika dedua pihak merasa di untungkan. Tetapi jika ada salah satu pihak yang di rugikan maka kerjasama tersebut tidak akan tercapai.
            Berbeda dengan kerjasama antara bandung dan kota Banjarmasin ini , yang memang dalam perjanjiannya kerjasama ini merupakan bentuk hibah kota bandung berupa aplikasi smart city seperti yang di sampaikan ridwan kamil bahwasannya “kami bisa berbagi sistem ini dengan kota Banjarmasin. Gratis. Atas nama NKRI, perbanyak kata Kolaborasi, kurangi kata Kompetisi”[8] . sehingga jelas dapat kita lihat yang mendasari kerjasama ini adalah bentuk perekat social ketahanan nasional.
           
                         
PENUTUP
            Untuk mewujudkan smart city Kerjasama yang di lakuakn antara bandung dengan banjarmasih lebih focus kerjasama di bidang teknologi, dimana dalam pertemuan antara walikota bandung sengan walikota Banjarmasin membahas mengenai pemberian hibah aplikasi . padahal dalam teory smart city untuk mewujudkan smart city di butuhkan  faktor pendukung lain seperti kesiapan sumberdaya manusia,dan  facility. sehingga Banjarmasin masih membutuhkan kerjasama di bidang lain tidak hanya di bidang teknologi agar program tersebut dpat terwujud dengan maksimal.     
DAFTAR PUSTAKA
Berita:
Nur Rozikin, Bandung Menjadi Pelopor Smart City Pertama  http://korantransaksi.com/bandung-menjadi-pelopor-smart-city-pertama-di-indonesia/ di akses: 29-mei-2016 pukul : 06: 17


Website resmi pemerintah kota Banjarmasin  http://www.banjarmasinkota.go.id/?module=page&id=11  . diakses : 29-mei-2016
Muhammad handry, Matinya Pasar Tradisional Banjarmasin http://banjarmasin.tribunnews.com/2015/06/30/matinya-pasar-tradisional di akses :29-mei-2016

website resmi pemerintah kota Banjarmasin http://www.banjarmasinkota.go.id/?module=page&id=11 diakses : 29-mei-2016
jurnal :

Andhi pranata,dkk,Kerjasama Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan Sumberdaya Air,Jurnal administrasi public Vol.3 No. 10
Hardi warsono,2009 , Networking Intergovernmental Managemen, JIAKP.V ol. 6 No. 1




Tidak ada komentar:

Posting Komentar