Selasa, 07 Februari 2017

Ketika santriwati jatuh cinta

Ketika Santri Wati Jatuh Cinta

Hati kami tak sekuat baja untuk menahan rindu, tetapi cinta kami ini sekuat Tembok dan gerbang pembatas yang membatasi pandangan kami dengan orang yang kami cintai. 

Jatuh cinta bisa terjadi pada siapa saja, termasuk kami santri wati yang tiap hari menikmati hidup di balik dinding yang menjulang tinggi nyaris tanpa cela.


Kami jatuh cinta dengan sangat namun takmampu mendekat. Ridu ini sangat berat dan kami tak mampu lagi menahannya.
Hati kami tak sekuat baja untuk menahan rindu, tetapi cinta kami ini sekuat Tembok dan gerbang pembatas yang membatasi pandangan kami dengan orang yang kami cintai.





1. Kami Hoby menuliskan nama mu di kitab kuning
Semenjak bertemu dengan mu di hari itu, hati ini terasa semakin gaduh akan penyebutan nama mu. Seperti tidak bisa terlepas akan ingatan namamu, sering kali tanpa sengaja sengaja, aku menuliskan namamu diantara celah celah tulisan pada lembaran-lembaran kitab kuning yang penuh akan tulisan.
Bukan rahasia lagi, ketika santri wati jatuh cinta maka akan banyak ditemukan inisial nama seseorang yang dia cintai dalam sudut-sudut celah-celah tulisan arab yang memenuhi lembaran kitab kuning.
Entahlah, setiap likuk pena yang kami  likukkan diatas kitab kuning ini seolah menghitung berapa banyak waktu yang telah ku lalui untuk menanti hadirnya cinta mu. 
2. Mendoakanmu berbungkus fatihah dengan tanpa jedda
Kami bukan lah sang pendoa yang handal akan berbagaimacam jenis doa, tapi kami menyukai saat-saat bercumbu dengan doa-doa peyebutan namamu di setiap waktu, tidak hanya dalam sujud kami, hampir setiap waktu kami mengirimkan doa berbungkus fatihah untuk mu, karna kami ingin terus mendoakan mu tanpa jedda.
3.Menyembunyikan senyum di balik kerudung kami
Entahlah tanpa sengaja kita pernah bertemu berpapasan beberapa kali, sungguh kami ingin menatap mu si mata teduh yang sudah mampu meracuni hati kami, tapi apalah daya, semakin kami jatuh cinta kempada mu semakin rendah kami menundukkan kepala ini . bertemu dengan mu tanpa sengaja membuat kepala kami tiba-tiba terasa berat ada banyak hal yang kami topang, rindu, malu, cinta,semua menyatu. Bahkan ketika kami benar-benar sudah tidak mampu lagi, kami hanya bisa tersenyum dibalik kerudung kami, sembari berbisik “Assalamualaikum ya habiby”
4.Diam-diam kami memiliki foto mu 
Sebelumnya maafkan Kelakuan kami yang begitu konyol tanpa seizin mu, kami memiliki foto mu  untuk mengobati rindu sekaligus sebagai penyemangat hati-hari kami.
Foto mu kami letakkan diantara lembaran-lembaran ayat yang kami lafalkan. Ini konyol, tapi ini juga salah satu cara agar kami semakin semangat mencapai ayat-ayat berikutnya karna kamu juga salah satu motivasi kami.
5.Dimensi tak bergis itu tetap ku sebut kamu.
Jujur saja Kami sering menghayal, bagaima bentuk garis sesungging senyum mu, kami sering menghayal, menggambar dimensi tak bergaris yang membentuk parasmu, senyum mu mata mu, dimanapun kami berada, di atas tumpukan buku-buku, pada sudut-sudut dan langit-langit kamar, pada dinding-dinding pembatas. Pada saat-saat menjelang tidur, atau  bahkan pada saat-saat kami sedang belajar. Bagi kami, dimensi tak bergaris itu dalah kamu, kamu yang ingin kami rengkuh, jujur saja bayangan tentang mu juga salah satu pengobat rindu, karna kami tak memiliki hati sekuat baja untuk menahan rindu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar