Nama : Ra lutfiyatunnada
Nim :201310050311145
KERJASAMA ANTAR DAERAH
Terjadinya penanaman modal secara besar-besaran terhadap pembangunan pusat perbelanjaan yang modern secara perlahan telah menggusur keberadaan pasar tradisional dan memperlemah situasi ekonomi masyarakat kecil. Tidak hanya permasalahan ekonomi dan lingkungan kemacetan juga menjadi permasalahan yang sulit di selesaikan di Banjarmasin.
KERJASAMA
ANTAR DAERAH
Kerjasama antar daerah atau yang
disebut juga dengan Intergovernment cooperative merupakan bentuk kolaborasi
antara satu daerah dengan daerah lain dalam melakukan pembangunan. Dimana pemerintah
merupakan actor utama sehingga kerjasama tersebut di wujudkan dalamm bentuk
rencana kerja baik jangka menengah maupun jangka panjang. Dengan dilakukan
pendekatan potensi wilayah dan permasalahnnya.
Kerjasama antar wilayah ini selain
di dasari oleh Peraturan Kementrian Dalam
Negri No.22 Tahun 2009, juga di dasari oleh Hak otonom yang di berikan
kepada daerah. Dimana otonomi sendiri dapat di artikan sebagai momen untuk
memenuhi kebutuhan daerah, termasuk dalam melakukan kerjasama dengan daerah lain
yang merupakan hak otonom setiap wilayah. dalam pelaksanaannya, kerjasama antar
daerah juga dapat menjadi perekat social yang dapat menguatkan ketahanan
nasional serta dapat mewujudkan pembangunan nasional di seluruh Indonesia.
Karna setiap daerah bekerjasama untuk mendapatkan kemajuan dan mentransfer
keahlian dan informasi sehingga akan meminimalisir bentuk persaingan yang
mengakibatkan daerah lain mengalami ketertinggalan.
Tentu kerjasama sepeeti ini akan
akan membawa manfaat positif bagi pemerataan pembangunan Indonesia, seperti
rencana kerjasama antara bandung dan Banjarmasin. dimana bandung merupakan kota
pelopor yang menerapkan konsep smart city dengan pendekatan digital city di
Indonesia.[1]
sehingga dalam bidang pelayanan berbasis teknologi bandung dapat dikatakan
lebih maju dari pada Banjarmasin sehingga kedua daerah tersebut melakukan
rencana kerjasama dalam bentuk hibah aplikasi smart city yang dilakukan oleh
bandung.[2]
KERJASAMA ANTARA BANDUNG DAN
BANJARMASIN
Bandung
yang kini mendapatkan julukan sebagai bandung smart city menjadi percontohan
bagi daerah-daerah lain di Indonesia untuk melakukan inovasi-inovasi yang sama
dalam melakukan pembangunan. Salah satunya adalah Banjarmasin, Banjarmasin
merupakan kota dengan sebutan sebagai kota seribu sungai yang saat ini
mengalami banyak permasalahan perkotaan.seperti permasalahan ekonomi dan
lingkungan. Terjadinya penanaman modal secara besar-besaran terhadap
pembangunan pusat perbelanjaan yang modern secara perlahan telah menggusur
keberadaan pasar tradisional dan memperlemah situasi ekonomi masyarakat kecil[3]. Tidak hanya itu aktifitas yang
banyak terdapat di sepanjang aliran sungai saat ini sudah tidak dapat di
temukan lagi keberadaannya. Fungsi sungai yang dulu menjadi pusat tranportasi
masyarakat kini sudah tidak di perhatikan lagi oleh masyarakat sehingga sungai
hanya di jadikan sebagai pembuangan limbah dan sampah oleh masyarakat.[4]
Tidak hanya lingkungan dan ekonomi kemacetan juga menjadi permasalahan yang
sulit di selesaikan di Banjarmasin.
Keadaan ini tentu membutuhkan sebuah
solusi untuk menghidupkan kembali pasar tradisional yang mulai hilang serta
menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap lingkungan dan juga membutuhkan
solusi untuk mengatasi kemacetan. Olehkarna itu pemerintah Banjarmasin
bekerjasama dengan pemerintah kota bandung untuk mengatasi masalah tersebut.
Dimana kotabandung menghibahkan aplikasi smart citynya untuk di oprasikan di
Banjarmasin.karna kerjasama anatara banjar masin dan bangdung ini lebih menitik
beratkan kerjasama berbasis teknologi.
Salahsatu bentuk aplikasi yang ditawarkan
dan dapat di terapkan di Banjarmasin adalah update harga pasar, dimana masyarakat
bisa mendapatkan info terbatu mengenai perbandingan harga bahan pokok di pasar
tradisional dan modern. Tentu Penawaran harga di pasar tradisional lebih
rendah, Sehingga hal ini dapat menambah daya Tarik pasar tradisional di
Banjarmasin. Sehingga membangkitkan kembali keberadaan pasar tradisional.
Contohlain adalah pemantauan lalu lintas pengawasan
secara real time proyek-proyek pembangunan yang ada di
kota, dan pengawasan titik-titik kemacetan yang langsung terhubung dengan Command Center. Dengan
demikian pemerintah lebih mudah mengawasi aktifitas warganya tanpa harus selalu
turunlangsung.
Kerjasama antara bandung dan
Banjarmasin ini sesuai dengan yang di
sampaikan oleh Robert Agranoff (2003 ) mengenai Intergovernmental Networks digolongkan kedalam kerjasama Outreach Networks merupakan kerjasama
yang terdapat penyususnan program dan strategi untuk masing-masing daerah yang
di adopsi dan dilaksanakan oleh daerah lain (biasanya melalui organisasi
partner)[5].
dalam kerjasama ini kota Banjarmasin
mengadopsi strategi kota bandung dalam melayani masyarakatnya dan juga dalam
menyelesaikan permasalahan-permasalahan perkotaan. Adapun organiasi partner yang
dimaksud adalah Dewan smart city Bandung yang dalam kerjasama ini dewan smart
city akan ditugaskan ke Banjarmasin untuk merealisasikan program smart city
dengan seceparnya[6].
Agar program smart city ini dapat segera di wujudkan karna aplikasi saja tidak
cukup, perlu adanya dukungan sumber daya alam yang memumpuni.
Kerjasama ini berbeda dengan
kerjasama yang biasanya banyak terjadi di daerah-daerah lain dimana biasanya
kerjasama di dasarkan pada letak posisi saling menguntungkan (mutualism)
sehingga kerjasama itu berlangsung terjadi secara terus menerus setiap hari.
Domai (2010) menyebutkan bahwa “ kerja sama pada hakekatnya mengindifikasikan
adanya dua pihak atau lebih berienteraksi secara dinamis untuk mencapai suatu
tujuan bersama.[7]
Sehingga pelaksanaannya akan tercapai
jika dedua pihak merasa di untungkan. Tetapi jika ada salah satu pihak yang di
rugikan maka kerjasama tersebut tidak akan tercapai.
Berbeda dengan kerjasama antara
bandung dan kota Banjarmasin ini , yang memang dalam perjanjiannya kerjasama
ini merupakan bentuk hibah kota bandung berupa aplikasi smart city seperti yang
di sampaikan ridwan kamil bahwasannya “kami bisa berbagi sistem ini dengan kota
Banjarmasin. Gratis. Atas nama NKRI, perbanyak kata Kolaborasi, kurangi kata
Kompetisi”[8] .
sehingga jelas dapat kita lihat yang mendasari kerjasama ini adalah bentuk
perekat social ketahanan nasional.
PENUTUP
Untuk
mewujudkan smart city Kerjasama yang di lakuakn antara bandung dengan
banjarmasih lebih focus kerjasama di bidang teknologi, dimana dalam pertemuan
antara walikota bandung sengan walikota Banjarmasin membahas mengenai pemberian
hibah aplikasi . padahal dalam teory smart city untuk mewujudkan smart city di
butuhkan faktor pendukung lain seperti kesiapan
sumberdaya manusia,dan facility.
sehingga Banjarmasin masih membutuhkan kerjasama di bidang lain tidak hanya di
bidang teknologi agar program tersebut dpat terwujud dengan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Berita:
Nur
Rozikin, Bandung Menjadi Pelopor Smart City Pertama http://korantransaksi.com/bandung-menjadi-pelopor-smart-city-pertama-di-indonesia/ di akses:
29-mei-2016 pukul : 06: 17
Website resmi
pemerintah kota Banjarmasin http://www.banjarmasinkota.go.id/?module=page&id=11 . diakses : 29-mei-2016
Muhammad
handry, Matinya Pasar Tradisional Banjarmasin http://banjarmasin.tribunnews.com/2015/06/30/matinya-pasar-tradisional di akses
:29-mei-2016
Hasan
Zainudin , Antara kalsel http://kalsel.antaranews.com/berita/36669/banjarmasin-kurangi-pencemaran-tinja?utm_source=fly&utm_medium=related&utm_campaign=news
http://jurnalmedia.com/index.php?option=com_content&task=view&id=4392&Itemid=539 diakses :29-mei-2016
website resmi
pemerintah kota Banjarmasin http://www.banjarmasinkota.go.id/?module=page&id=11 diakses : 29-mei-2016
jurnal :
Andhi pranata,dkk,Kerjasama
Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan Sumberdaya Air,Jurnal administrasi
public Vol.3 No. 10
Hardi warsono,2009 , Networking
Intergovernmental Managemen, JIAKP.V ol. 6 No. 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar